Tentunya kita setuju bahwa manusia yang paling tinggi derajatnya dimata Alloh adalah bukan manusia yang paling pandai, bukan manusia yang paling kaya, dan bukan manusia yang paling pangkat, tetapi adalah manusia yang paling bertaqwa.
Akhir-akhir ini para pakar sains terus mempelajari isi kandungan alQur’an dengan sangat teliti dan mereka mengakui bahwa alQur’an memuat segala macam bentuk aspek kehidupan manusia. Dan kita juga tahu bahwa alQur’an sbg “Hudan linnas” (petunjuk bagi seluruh manusia sebagaimana disebutkan dalam surat alBaqoroh ayat 185), dan berbeda dengan misalnya kitab Taurat yang hanya khusus untuk bani Isroil seperti yang disebutkan dalam surat al Isroo’ ayat 2. Dan tampaknya mereka para sains juga ingin merobah system pendidikan mereka dengan mengacu pada alQur’an. Dan mereka menggali terus apa isi alQur’an untuk dipakai sebagai landasan penelitian ilmu pengetahuan mereka. Jadi mereka mengakui kebesarab alQur'an bukan karena ketaqwaan kepada Alloh atas petunjukNya melainkan karena isi kandungannya yang memang merupakan petunjuk bagi seluruh manusia dibumi ini.
Lantas bagaimana dengan kaum Muslimin sendiri yang sebagian besar tidak mau mempelajari kitabnya sendiri. Coba kita tanya kepada diri kita sendiri sebagai pemilik kitab suci tersebut, apakah kita sudah pernah membacanya sampai selesai 30 juz? apalagi mempelajari ayat demi ayat yang berjumlah kurang lebih 6.666 ayat itu? Atau mengamalkan seluruh perintah dan larangan dalam alQur'an tersebut. Makanya sayang sekali kita sebagai kaum Muslimin kalau tidak mau mempelajari Kitabnya sendiri, itu namanya “mahjuro”(menyepelehkan). Kita tidak bisa lepas dari sifat mahjuro ini, coba kita lihat, orang yang gak bisa baca alQur’an dan gak mau belajar itu mahjuro, orang yang bisa baca alQur’an tapi gak pernah baca juga mahjuro, orang yang sering baca alQur’an tapi gak pernah mempelajari isi kandungannya juga mahjuro, dan bahkan orang yang bisa baca dan tahu isi kandungan alQur’an tapi gak mengamalkan pun juga mahjuro. Sekarang mari kita kembali tanya pada diri kita sendiri berada dimanakah posisi kita terutama buat sahabatku yang sudah hampir mencapai 60th ini? usia-usia menjelang kematian. Bukankah Rosululloh sebagai suri tauladan kita itu berahlaq alQur’an?
Dan kita tahu bahwa sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Kematian sebagai peringatan. Ayat-ayat dalam alQur`an yg menceritakan tentang kematian sudah terlalu banyak. Dan tidak ada seorang pun yg mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa kebanyakan mereka tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar bersiap-siap menuju kehidupan abadi dengan kebahagiaan di dalam surga. Sesungguhnya manusia yg paling bodoh adalah manusia yg tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan.
Dikatakan dalam sebuah nasehat:
Barangsiapa yang menginginkan pelindung maka Alloh cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan teladan maka Rasululloh cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup maka alQur`an cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya. Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu maka neraka cukup baginya.
Saat ini wahai kaum muslimin kita masih mempunyai peluang dan kesempatan maka sekarang juga kita harus memanfaatkan dgn sebaik-baiknya untuk taat kepada Robb kita. Waktu ini bagaikan pedang jika kita tidak menggunakan dengan baik maka ia akan menikam kita.
وَالْعَصْرِإِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Maaf pesan ini kami tujukan khususnya untuk diri kami sendiri dan sahabat kami kaum Muslimin pada umumnya.
Aqulu qouli hadza wa astaghfirulloha al’adzima li wa lakum.
(Arifie)
PESAN BUAT SAHABAT
Diposting oleh
roy z
|
Jumat, 26 Februari 2010
Posts Relacionados
This entry was posted on
Jumat, 26 Februari 2010
at
di
08.43
and is filed under
Label:
Pesan Buat Sahabat
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar